KONGSI UNY-UKM: MASA DEPAN PENGKAJIAN JAWA-MELAYU

FBS-Karangmalang. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemiripan yang terdapat di Indonesia dan Malaysia disebabkan banyak faktor, antara lain geografis, historis, maupun sosiologis yang berdekatan. Namun kondisi ini belakangan terganggu adanya hegemoni politik terhadap kebudayaan. Menyadari hal tersebut, kongsi antara Malaysia dan Indonesia melalui Universitas Negeri Yogyakarta-Universiti Kebangsaan Malaysia (UNY-UKM) sangat diperlukan. Tujuannya agar Alam Jawa dan Alam Melayu tidak hanya disuarakan oleh dunia barat dan generasi muda Jawa dan Melayu tidak tercerabut dari budayanya sendiri.

Persoalan di atas mengemuka dalam seminar bertajuk “Masa Depan Pengkajian Indonesia-Jawa-Melayu” yang berlangsung pada Selasa (5/7) di Gedung Pusat Layanan Akademik FBS UNY. Prof. Ding Choo Ming dari Universiti Kebangsaan Malaysia mengungkapkan bahwa globalisasi memang membuat dunia semakin indah dan menarik, namun keindahan tersebut seakan-akan hanya terdapat dalam kebudayaan barat. Padahal bangsa pribumi memilki karya budaya yang tidak kalah indah, misalnya Hikayat Hang Tuah yang diciptakan sezaman dengan William Shakespeare (1564-1616). Lebih lanjut, Ding menjelaskan itulah sebabnya pengkajian Jawa-Melayu mestinya dilakukan tidak hanya secara multidisipliner, tetapi juga secara interdisipliner.

Pada sesi selanjutnya, Prof. Dr. Suminto A. Sayuti menjelaskan pentingnya melakukan pemahaman terhadap humanisme klasik dan positivisme historis untuk menunjang pembangunan ketahanan budaya. Guru Besar FBS UNY ini juga melontarkan istilah regio-lokalisasi, yakni transfer, adaptasi, medan perkembangan yang berkenaan dengan nilai pengetahuan, teknologi, dan norma-norma perilaku dari dan untuk konteks regional dan lokal. “Kongsi Indonesia-Malaysia yang dimaksud berada dalam konteks ketahanan budaya di tingkat regional dan lokal sekaligus, sehingga kita bisa berbicara di hadapan “barat” secara egaliter dan berani,” jelasnya.

Seminar ini berlanjut keesokan harinya dengan Diskusi Implementasi Rancangan MoU UNY-UKM di Ruang Sidang Lantai II Rektorat UNY yang dihadiri Pembantu Rektor I dan Pembantu Rektor II UNY. Dalam diskusi ini, Ketua Jurusan dari FBS UNY dan BEM FBS UNY mempresentasikan rencana program dan kegiatan yang diharapkan dapat dilaksanakan sebagai bentuk kerjasama antara UNY-UKM. Venny Indria Ekowati, S. Pd. selaku panitia mengungkapkan bahwa pada 18 Juli ini akan diadakan penandatangan MoU antara UNY-UKM. “Tujuan Seminar ini memang untuk mencari arah MoU dan program apa saja yang dapat dilakukan untuk melihat masa depan pengkajian Jawa-Melayu,” tutur dosen Pendidikan Bahasa Jawa FBS yang melanjutkan pendidikan S2 di UKM Malaysia. (Diyan)