Drama Mahasiswa PBD - Langkah Nyata Eksistensi Budaya Jawa

FBS-Karangmalang. Sastra Jawa merupakan salah satu warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya pun dengan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (FBS UNY) yang memiliki jurusan Pendidikan Bahasa Daerah (PBD). Mereka berusaha menunjukkan eksistensinya lewat Pementasan Teater Bahasa Jawa.

Mengusung tema Hamemayu Jagadhing Sastra - Hametepi Manunggaling Budaya tampaklah ciri khas budaya Jawa yang sarat makna. Alunan gamelan, para lelaki yang ber-beskap dan kebaya untuk putri. Sesuai dengan tema yang mereka usung, mereka ingin memperindah dunia sastra serta menjalankan kewajiban untuk melestarikan budaya. Semua ini merupakan bentuk Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Sanggar Sastra Jawa yang didapat pada semester VI.

“Kami memberi kebebasan pada mahasiswa untuk mengolah pertunjukan ini, yang terpenting tidak meninggalkan tradisi dan pakemnya,” jelas Dr. Suwardi Endraswara selaku dosen pengampu mata kuliah. Hal tersebut juga diamini oleh sesama dosen pengampu, Afendi Widayat, M.Phil, “Naskah yang dibawakan ini bebas, ada yang dibuat sendiri dan membawakan naskah garapan orang lain.”

Maka tak heran tanggal 7-8 Juni 2012, Laboratorium Karawitan menjadi tempat para mahasiswa menampilkan pertunjukan dengan berbagi genre baik kontemporer, konvensional, maupun semi modern . Kelas B, H, G, A bergantian membawakan lakon Dheheting Kalathida, Pati Palaganing Pati, Dhingklik Waranggana, dan Asmara Tan Winates.

Kesemuanya memiliki pesan yang mendalam, sebut saja Asmara Tan Winates yang bercerita akan ketamakan seorang selir bernama Sariti yang memperdaya raja supaya mencampakkan permaisurinya. Namun sang selir tidak mendapat kebahagiaan yang diimpikan, ia justru mati ditangan raja yang menyesali tindakan sariti. Akhir yang tragis, karena raja akhirnya dibunuh oleh pengawal seorang guru yang mati ditusuk raja karena hasutan Sariti.

“Leluhur masyarakat Jawa memiliki beragam filosofi yang jika dicermati memiliki makna yang begitu dalam,” tutur Juang Jatmiko salah satu pimpinan produksi pementasan. Ia juga menambahkan bahwa pementasan dari mahasiswa PBD 2009 ingin menyampaikan pesan, zaman yang semakin berubah perlu disikapi dengan waspada dan bijak dalam hal ini mereka sampaikan lewat Dheheting Kalatidha. Keserakahan dan kelicikan serta rasa tak memiliki akan membuat kehidupan penuh kekacauan disampaikan lewat Pati Palaganing Pati dan Dhingklik Waranggana.(Fitriananda)